Halaman

Kamis, 30 Desember 2010

Dalam Doaku Oleh Sapardi Djoko Damono

DALAM DOAKU

dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang
semalaman tak memejamkan mata, yang meluas
bening siap menerima cahaya pertama, yang
melengkung hening karena akan menerima suara-suara

ketika matahari mengambang tenang di atas kepala,
dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara
yang hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya
mengajukan pertanyaan muskil kepada angin
yang mendesau entah dari mana

dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung
gereja yang mengibas-ngibaskan bulunya dalam
gerimis, yang hinggap di ranting dan menggugurkan
bulu-bulu bunga jambu, yang tiba-tiba gelisah dan
terbang lalu hinggap di dahan mangga itu

dalam doa magribku kau menjelma angin yang
turun sangat pelahan dari nun di sana,
bersijingkat di jalan kecil itu, menyusup di
celah-celah jendela dan pintu, dan menyentuh-
nyentuhkan pipi dan bibirnya di rambut, dahi,
dan bulu-bulu mataku

dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku,
yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa
sakit yang entah batasnya, yang setia mengusut
rahasia demi rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupanku

aku mencintaimu, itu sebabnya aku takkan pernah
selesai mendoakan keselamatanmu

(1989)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar